Tutorial Laravel untuk Pemula Bangun Website Sederhana

Tutorial Laravel untuk pemula: membangun website sederhana – Ingin belajar membangun website sendiri dengan framework PHP yang populer? Laravel adalah jawabannya! Tutorial ini akan memandu Anda, dari nol hingga membangun website sederhana yang fungsional, dengan bahasa yang mudah dipahami dan contoh kode yang praktis. Siap untuk memulai perjalanan membangun website dengan Laravel?

Anda akan mempelajari dasar-dasar Laravel, mulai dari instalasi dan konfigurasi, hingga membangun halaman website, mengelola database, dan menambahkan fitur tambahan. Dengan panduan langkah demi langkah, Anda akan mendapatkan pemahaman yang kuat tentang framework ini dan siap untuk mengembangkan website yang lebih kompleks di masa depan.

Pengenalan Laravel

Laravel adalah framework PHP yang populer dan kuat yang dirancang untuk mempercepat dan menyederhanakan pengembangan aplikasi web. Framework ini menawarkan arsitektur yang terstruktur, banyak fitur bawaan, dan ekosistem yang kaya, yang membuatnya ideal untuk proyek web dari skala kecil hingga besar.

Salah satu filosofi utama Laravel adalah “convention over configuration”, yang berarti framework ini mengikuti konvensi standar dalam penamaan file, struktur folder, dan praktik pemrograman lainnya. Ini membantu pengembang untuk fokus pada logika bisnis aplikasi daripada menghabiskan waktu untuk konfigurasi yang rumit.

Keunggulan Laravel

Laravel menawarkan banyak keunggulan yang membuatnya menjadi pilihan yang populer di kalangan pengembang web, antara lain:

  • Arsitektur MVC (Model-View-Controller): Arsitektur MVC membantu memisahkan logika bisnis, tampilan, dan data, yang membuat kode lebih terstruktur, mudah dipelihara, dan mudah diuji.
  • Templating Engine Blade: Blade adalah templating engine yang kuat dan mudah digunakan yang memungkinkan pengembang untuk membuat tampilan web yang dinamis dan terstruktur dengan mudah.
  • Ekosistem yang Kaya: Laravel memiliki ekosistem yang kaya dengan paket dan library yang dapat memperluas fungsionalitas framework. Paket-paket ini dapat digunakan untuk menambahkan fitur-fitur seperti otentikasi, routing, database, dan banyak lagi.
  • Dokumentasi yang Komprehensif: Laravel memiliki dokumentasi yang sangat lengkap dan mudah dipahami, yang membantu pengembang untuk mempelajari dan menggunakan framework dengan cepat.
  • Komunitas yang Aktif: Laravel memiliki komunitas yang aktif dan suportif yang dapat membantu pengembang untuk memecahkan masalah dan mendapatkan bantuan.

Contoh Website Sederhana

Dengan Laravel, Anda dapat membangun berbagai macam website, termasuk:

  • Blog: Laravel dapat digunakan untuk membangun blog yang menampilkan postingan, kategori, komentar, dan fitur lainnya.
  • E-commerce: Laravel dapat digunakan untuk membangun toko online yang menjual produk, mengelola pesanan, dan memproses pembayaran.
  • Aplikasi Web Internal: Laravel dapat digunakan untuk membangun aplikasi web internal yang digunakan oleh karyawan untuk mengelola tugas, melacak data, dan berkolaborasi.

Fitur Utama Laravel yang Akan Digunakan

Dalam tutorial ini, kita akan fokus pada beberapa fitur utama Laravel yang akan membantu Anda membangun website sederhana:

  • Routing: Fitur routing Laravel memungkinkan Anda untuk menentukan bagaimana URL dipetakan ke controller dan method yang sesuai.
  • Controller: Controller adalah kelas yang bertanggung jawab untuk menangani permintaan HTTP dan mengembalikan respons ke browser.
  • Model: Model adalah kelas yang mewakili data dalam database dan menyediakan metode untuk mengakses dan memanipulasi data tersebut.
  • View: View adalah file template yang digunakan untuk menampilkan data ke pengguna.
  • Database: Laravel mendukung berbagai sistem database, termasuk MySQL, PostgreSQL, dan SQLite.

Persiapan Lingkungan

Sebelum memulai perjalanan membangun website sederhana dengan Laravel, kita perlu menyiapkan lingkungan pengembangan yang tepat. Langkah-langkah ini akan membantu Anda menginstal Laravel dan semua tools yang diperlukan untuk memulai proyek.

Instalasi Laravel

Laravel dapat diinstal dengan mudah menggunakan Composer, sebuah alat manajemen dependensi untuk PHP. Pastikan Anda telah menginstal Composer di komputer Anda.

  1. Buka terminal atau command prompt Anda.
  2. Jalankan perintah berikut untuk menginstal Laravel:

composer global require laravel/installer

Setelah Composer selesai menginstal Laravel, Anda dapat membuat proyek Laravel baru dengan perintah berikut:

laravel new nama-proyek

Ganti “nama-proyek” dengan nama yang Anda inginkan untuk proyek Anda. Composer akan mengunduh semua dependensi Laravel dan membuat struktur direktori proyek.

Struktur Direktori Laravel

Proyek Laravel memiliki struktur direktori yang terorganisir dengan baik, yang membantu dalam menjaga kode tetap terstruktur dan mudah diakses. Berikut adalah beberapa direktori utama:

  • app: Direktori ini berisi kode aplikasi Anda, termasuk controller, model, views, dan lainnya.
  • bootstrap: Direktori ini berisi file konfigurasi dan bootstrap untuk aplikasi.
  • config: Direktori ini berisi file konfigurasi untuk berbagai aspek aplikasi, seperti database, routing, dan cache.
  • database: Direktori ini berisi file migrasi dan seed database.
  • public: Direktori ini berisi file publik yang diakses oleh pengguna, seperti file CSS, JavaScript, dan gambar.
  • resources: Direktori ini berisi file sumber daya, seperti template blade, file bahasa, dan gambar.
  • routes: Direktori ini berisi file definisi route untuk aplikasi.
  • storage: Direktori ini berisi file yang di-generate oleh aplikasi, seperti file cache dan log.
  • tests: Direktori ini berisi file unit test untuk aplikasi.
  • vendor: Direktori ini berisi semua dependensi Laravel dan paket tambahan yang diinstal.

Software dan Tools

Berikut adalah software dan tools yang diperlukan untuk memulai development Laravel:

  • PHP: Laravel membutuhkan PHP versi 7.3 atau lebih tinggi.
  • Composer: Composer digunakan untuk mengelola dependensi Laravel.
  • Editor Kode: Anda dapat menggunakan editor kode seperti Visual Studio Code, Sublime Text, atau Atom.
  • Database: Laravel mendukung berbagai database seperti MySQL, PostgreSQL, dan SQLite.
  • Browser Web: Anda akan membutuhkan browser web untuk menguji aplikasi Laravel Anda.

Membangun Struktur Website

Setelah kita menyiapkan Laravel, langkah selanjutnya adalah membangun struktur website sederhana. Ini akan membantu kita memahami bagaimana Laravel mengorganisir halaman dan logika aplikasi.

Struktur Website

Untuk mempermudah pemahaman, mari kita lihat tabel yang menggambarkan struktur website sederhana:

Nama Halaman Route Controller Keterangan
Homepage / HomeController@index Halaman utama website
Tentang Kami /tentang-kami AboutController@index Halaman berisi informasi tentang website
Kontak /kontak ContactController@index Halaman berisi formulir kontak

Membuat Halaman Utama (Homepage)

Sekarang, mari kita buat halaman utama (homepage) dengan Laravel Blade template. Blade adalah template engine yang digunakan oleh Laravel untuk memudahkan pembuatan tampilan website.

Pertama, buat file baru di direktori resources/views/welcome.blade.php dengan konten berikut:


<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="UTF-8">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0">
<title>Website Sederhana</title>
</head>
<body>
<h1>Selamat Datang di Website Sederhana</h1>
<p>Ini adalah halaman utama website kita.</p>
</body>
</html>

Selanjutnya, kita perlu mengarahkan route / ke file welcome.blade.php. Buka file routes/web.php dan tambahkan kode berikut:


Route::get('/', function ()
return view('welcome');
);

Sekarang, jika kamu mengakses website di browser, kamu akan melihat halaman utama yang baru saja kita buat.

Merancang Halaman Kontak

Untuk halaman kontak, kita akan membuat formulir yang memungkinkan pengguna untuk mengirimkan pesan kepada kita. Pertama, buat file resources/views/contact.blade.php dengan konten berikut:


<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<meta charset="UTF-8">
<meta name="viewport" content="width=device-width, initial-scale=1.0">
<title>Halaman Kontak</title>
</head>
<body>
<h1>Hubungi Kami</h1>
<form action="/kontak" method="POST">
@csrf
<div>
<label for="nama">Nama:</label>
<input type="text" id="nama" name="nama" required>
</div>
<div>
<label for="email">Email:</label>
<input type="email" id="email" name="email" required>
</div>
<div>
<label for="pesan">Pesan:</label>
<textarea id="pesan" name="pesan" required></textarea>
</div>
<button type="submit">Kirim</button>
</form>
</body>
</html>

Selanjutnya, kita perlu membuat controller untuk memproses data formulir. Buat file app/Http/Controllers/ContactController.php dengan konten berikut:


validate([
'nama' => 'required',
'email' => 'required|email',
'pesan' => 'required',
]);

// Simpan data ke database atau proses lainnya
// ...

// Redirect ke halaman terima kasih
return redirect('/terima-kasih');

Terakhir, tambahkan route untuk halaman kontak dan proses formulir di file routes/web.php:


Route::get('/kontak', [ContactController::class, 'index']);
Route::post('/kontak', [ContactController::class, 'store']);

Sekarang, jika kamu mengakses halaman kontak di browser, kamu akan melihat formulir kontak yang dapat kamu gunakan untuk mengirimkan pesan. Data yang dikirimkan akan diproses oleh controller dan disimpan ke database atau diproses sesuai kebutuhan.

Mengatur Database

Setelah menyiapkan Laravel, langkah selanjutnya adalah mengatur database untuk menyimpan data website. Dalam tutorial ini, kita akan menggunakan MySQL sebagai sistem manajemen database.

Menghubungkan Laravel ke Database MySQL

Untuk menghubungkan Laravel ke database MySQL, kita perlu mengonfigurasi file .env dan file konfigurasi database.

  • Buka file .env dan cari variabel DB_CONNECTION. Ubah nilainya menjadi mysql.
  • Selanjutnya, isi variabel lainnya seperti DB_HOST, DB_PORT, DB_DATABASE, DB_USERNAME, dan DB_PASSWORD dengan informasi koneksi database MySQL Anda.
  • File konfigurasi database berada di folder config/database.php. Di sini, Anda dapat mengatur koneksi database tambahan jika diperlukan.

Membuat Tabel Database, Tutorial Laravel untuk pemula: membangun website sederhana

Setelah koneksi database terkonfigurasi, kita dapat membuat tabel database untuk menyimpan data kontak dari formulir.

  1. Gunakan command php artisan migrate:make create_contacts_table untuk membuat file migrasi baru. File ini akan berisi instruksi untuk membuat tabel contacts.
  2. Buka file migrasi yang baru dibuat, biasanya berada di folder database/migrations. Anda akan menemukan metode up() dan down().
  3. Di dalam metode up(), tambahkan kode untuk membuat tabel contacts dengan kolom yang diperlukan, seperti name, email, message, dan created_at.
  4. Jalankan command php artisan migrate untuk menjalankan migrasi dan membuat tabel di database.

Contoh Kode untuk Menyimpan Data Kontak

Setelah tabel database dibuat, kita dapat menggunakan Eloquent ORM Laravel untuk menyimpan data kontak ke database. Berikut contoh kode untuk menyimpan data kontak dari formulir:


use App\Models\Contact;

// ...

// Ambil data dari formulir
$name = $request->input('name');
$email = $request->input('email');
$message = $request->input('message');

// Simpan data ke database
$contact = new Contact;
$contact->name = $name;
$contact->email = $email;
$contact->message = $message;
$contact->save();

// ...

Menampilkan Data

Setelah berhasil menyimpan data kontak, langkah selanjutnya adalah menampilkan data tersebut di halaman kontak. Kita akan menggunakan Laravel Blade untuk menampilkan data kontak dari database dalam format tabel yang mudah dipahami.

Menampilkan Data Kontak

Untuk menampilkan data kontak, kita perlu mengakses data tersebut dari database dan meneruskannya ke view. Berikut langkah-langkahnya:

  1. Buat Controller Kontak: Buat controller baru untuk menangani data kontak, misalnya ContactController. Di dalam controller, buat method index() yang akan mengambil data kontak dari database dan meneruskannya ke view.
  2. Buat View Kontak: Buat file view baru untuk menampilkan data kontak, misalnya contacts.blade.php. File ini akan berisi tabel yang akan menampilkan data kontak.
  3. Hubungkan Route: Tambahkan route baru di routes/web.php untuk mengarahkan ke controller ContactController dan method index().

Membuat Tabel untuk Menampilkan Data

Di dalam file contacts.blade.php, kita akan menggunakan Laravel Blade untuk membuat tabel yang menampilkan data kontak. Berikut contoh kode tabelnya:

<table class="table table-striped">
    <thead>
        <tr>
            <th>Nama</th>
            <th>Email</th>
            <th>Nomor Telepon</th>
        <tr>
    </thead>
    <tbody>
        @foreach ($contacts as $contact)
            <tr>
                <td> $contact->name </td>
                <td> $contact->email </td>
                <td> $contact->phone </td>
            <tr>
        @endforeach
    <tbody>
</table>

Kode di atas akan menghasilkan tabel yang menampilkan nama, email, dan nomor telepon dari setiap kontak yang tersimpan di database. Perhatikan penggunaan @foreach untuk mengulangi data kontak dan menampilkannya dalam tabel.

Mengakses Data Kontak dalam View

Untuk mengakses data kontak dalam view, kita perlu meneruskannya dari controller ke view. Di dalam method index() di ContactController, kita dapat mengambil data kontak menggunakan Eloquent dan meneruskannya ke view dengan compact().

public function index()

    $contacts = Contact::all();
    return view('contacts', compact('contacts'));

Dengan kode di atas, data kontak akan tersedia di view contacts.blade.php sebagai variabel $contacts. Kita dapat mengakses data ini di dalam view dengan menggunakan $contacts .

Routing dan Controller: Tutorial Laravel Untuk Pemula: Membangun Website Sederhana

Routing adalah mekanisme dalam Laravel yang memungkinkan Anda untuk mendefinisikan bagaimana permintaan HTTP dipetakan ke fungsi atau metode tertentu dalam aplikasi Anda. Bayangkan routing sebagai peta jalan yang menghubungkan alamat web (URL) dengan kode yang akan dijalankan saat URL tersebut diakses.

Mendefinisikan Route

Dalam Laravel, routing didefinisikan dalam file routes/web.php. Di sini, Anda akan menemukan berbagai metode untuk mendefinisikan route, seperti:

  • get(): Menangani permintaan HTTP GET
  • post(): Menangani permintaan HTTP POST
  • put(): Menangani permintaan HTTP PUT
  • delete(): Menangani permintaan HTTP DELETE

Berikut contoh sederhana untuk mendefinisikan route yang menampilkan halaman “Selamat Datang”:


Route::get('/', function ()
return view('welcome');
);

Kode di atas mendefinisikan route untuk URL / (halaman utama) dan mengarahkannya ke fungsi anonim yang mengembalikan view bernama welcome.

Controller

Controller adalah kelas dalam Laravel yang berfungsi untuk menangani logika bisnis dan permintaan HTTP. Dengan menggunakan controller, Anda dapat mengatur kode aplikasi Anda dengan lebih terstruktur dan mudah dipelihara.

Contoh Controller untuk Halaman Kontak

Berikut contoh controller untuk menangani permintaan halaman kontak dan menyimpan data:

app/Http/Controllers/ContactController.php


validate([
'name' => 'required',
'email' => 'required|email',
'message' => 'required',
]);

// Simpan data ke database atau proses data sesuai kebutuhan
// ...

// Redirect ke halaman sukses atau halaman lain
return redirect()->route('contact.index')->with('success', 'Pesan Anda telah terkirim!');

routes/web.php


Route::get('/contact', [ContactController::class, 'index'])->name('contact.index');
Route::post('/contact', [ContactController::class, 'store'])->name('contact.store');

Dalam contoh di atas, controller ContactController memiliki dua metode:

  • index(): Menampilkan halaman kontak.
  • store(): Menangani permintaan POST dari formulir kontak. Metode ini memvalidasi data yang dikirimkan, menyimpan data ke database (atau melakukan proses lainnya), dan kemudian mengarahkan pengguna ke halaman sukses.

MVC (Model-View-Controller)

MVC adalah arsitektur desain perangkat lunak yang memisahkan aplikasi menjadi tiga komponen utama:

  • Model: Mengelola data dan logika bisnis aplikasi. Biasanya berinteraksi dengan database.
  • View: Menampilkan data kepada pengguna. Biasanya berisi HTML, CSS, dan JavaScript.
  • Controller: Menangani permintaan HTTP, berinteraksi dengan model dan view, dan mengontrol alur aplikasi.

Dalam Laravel, MVC diterapkan dengan cara yang terstruktur. Model, View, dan Controller diorganisir dalam folder yang terpisah dalam proyek Laravel.

Validasi Data

Validasi data adalah proses penting dalam pengembangan web untuk memastikan data yang dimasukkan pengguna ke dalam formulir sesuai dengan format dan batasan yang telah ditentukan. Dengan melakukan validasi, kita dapat mencegah kesalahan dan menjaga integritas data yang disimpan di database. Dalam Laravel, proses validasi data dapat dilakukan dengan mudah dan efisien.

Cara Melakukan Validasi Data pada Formulir Kontak

Untuk melakukan validasi data pada formulir kontak, kita dapat memanfaatkan fitur validasi bawaan Laravel. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti:

  1. Tentukan aturan validasi: Kita perlu menentukan aturan validasi untuk setiap field pada formulir kontak. Aturan ini dapat berupa format data, panjang karakter, atau batasan khusus lainnya. Contohnya, field “nama” harus berupa string dan tidak boleh kosong, field “email” harus berupa format email yang valid, dan field “pesan” harus berupa string dan tidak boleh kosong.
  2. Tambahkan aturan validasi ke dalam controller: Aturan validasi dapat ditambahkan ke dalam controller menggunakan metode validate(). Metode ini menerima array data formulir dan array aturan validasi sebagai parameter.
  3. Tampilkan pesan error validasi: Jika validasi gagal, Laravel akan menampilkan pesan error kepada pengguna. Pesan error ini dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan.

Contoh Kode Validasi Data

Berikut adalah contoh kode untuk melakukan validasi data pada formulir kontak:


// Controller
public function store(Request $request)

$validatedData = $request->validate([
'name' => 'required|string|max:255',
'email' => 'required|email',
'message' => 'required|string',
]);

// Simpan data ke database
// ...

return redirect()->route('kontak.index')->with('success', 'Pesan berhasil dikirim!');

Kode di atas akan memvalidasi data formulir kontak. Aturan validasi yang digunakan adalah:

  • required: Field harus diisi.
  • string: Field harus berupa string.
  • max:255: Panjang karakter field tidak boleh melebihi 255 karakter.
  • email: Field harus berupa format email yang valid.

Jika validasi gagal, Laravel akan menampilkan pesan error kepada pengguna. Pesan error ini dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Menampilkan Pesan Error Validasi

Laravel menyediakan beberapa cara untuk menampilkan pesan error validasi kepada pengguna. Salah satu cara yang umum adalah dengan menggunakan metode withErrors() pada objek Redirect. Metode ini menerima array pesan error sebagai parameter.


// Controller
public function store(Request $request)

// ... validasi data ...

if ($validator->fails())
return redirect()->back()->withErrors($validator->errors())->withInput();

// ... simpan data ke database ...

Kode di atas akan menampilkan pesan error validasi pada halaman formulir kontak. Pesan error ini akan ditampilkan dalam format yang ditentukan oleh Laravel. Untuk menyesuaikan tampilan pesan error, kita dapat menggunakan blade template.

Dengan menggunakan fitur validasi bawaan Laravel, kita dapat dengan mudah melakukan validasi data pada formulir kontak dan menjaga integritas data yang disimpan di database.

Integrasi Fitur Tambahan

Setelah website sederhana Anda terbentuk, saatnya untuk menambahkan fitur-fitur yang lebih kompleks dan interaktif. Laravel menyediakan berbagai cara untuk mengintegrasikan fitur tambahan, baik melalui paket bawaan maupun paket pihak ketiga. Integrasi ini akan meningkatkan fungsionalitas dan interaksi pengguna dengan website Anda.

Authentication (Login dan Registrasi)

Fitur authentication memungkinkan pengguna untuk masuk (login) dan mendaftar (register) ke website Anda. Ini penting untuk mengamankan konten tertentu dan memberikan akses khusus kepada pengguna terdaftar.

Laravel memiliki sistem authentication yang terintegrasi, yang dapat diaktifkan dengan mudah melalui command line. Anda dapat mengonfigurasi sistem ini untuk menggunakan berbagai metode otentikasi, seperti email dan password, atau bahkan integrasi dengan layanan pihak ketiga seperti Google atau Facebook.

Setelah diaktifkan, Laravel secara otomatis akan menyediakan rute, controller, dan view untuk login, registrasi, dan logout. Anda hanya perlu menyesuaikan tampilan dan logika sesuai kebutuhan.

Email Notification

Email notification adalah cara yang efektif untuk memberi tahu pengguna tentang aktivitas di website, seperti perubahan password, pembaruan akun, atau notifikasi penting lainnya.

Laravel menyediakan kelas Mail untuk mengirim email dengan mudah. Anda dapat membuat template email yang dapat disesuaikan dengan desain dan kebutuhan Anda. Laravel juga mendukung penggunaan driver email yang berbeda, seperti SMTP, Mailgun, atau Sendgrid.

  • Anda dapat mengirim email langsung menggunakan Mail::send().
  • Anda juga dapat menggunakan kelas Notification untuk mengirim email ke pengguna berdasarkan event tertentu.

Image Upload

Fitur upload gambar memungkinkan pengguna untuk mengunggah gambar ke website Anda, misalnya untuk profil, produk, atau konten lainnya.

Laravel menyediakan beberapa cara untuk menangani upload gambar, termasuk:

  • Menggunakan formulir bawaan Laravel.
  • Menggunakan library pihak ketiga seperti Intervention Image.

Anda perlu mengonfigurasi penyimpanan gambar, baik di direktori lokal maupun cloud storage seperti Amazon S3 atau Google Cloud Storage.

Anda juga dapat menggunakan package seperti Intervention Image untuk memproses gambar, seperti resize, crop, dan watermarking.

Deployment

Setelah website Laravel Anda selesai dibangun dan diuji, langkah selanjutnya adalah menyebarkannya ke server hosting agar dapat diakses oleh pengguna lain di internet. Proses ini disebut deployment, dan merupakan langkah penting dalam siklus pengembangan web.

Cara Deploy Website Laravel ke Server Hosting

Deployment website Laravel ke server hosting dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya dengan menggunakan platform hosting seperti cPanel. cPanel adalah panel kontrol web hosting yang menyediakan antarmuka grafis untuk mengelola website, database, dan akun email. Berikut langkah-langkah deployment website Laravel ke server hosting menggunakan cPanel:

Langkah-langkah Deployment dengan cPanel

  1. Siapkan File Website: Pastikan semua file website Laravel Anda, termasuk file konfigurasi, template, dan script, sudah siap dan terorganisir dalam folder yang tepat.
  2. Akses cPanel: Login ke akun cPanel Anda melalui browser web. Biasanya, alamatnya adalah yourdomain.com/cpanel.
  3. File Manager: Cari dan buka File Manager di cPanel. Ini adalah alat yang memungkinkan Anda mengelola file di server hosting Anda.
  4. Buat Folder: Buat folder baru di direktori root website Anda. Nama folder ini akan menjadi nama domain Anda. Misalnya, jika domain Anda adalah example.com, buat folder bernama example.com.
  5. Unggah File: Unggah semua file website Laravel Anda ke dalam folder yang baru dibuat. Anda dapat melakukan ini dengan menyeret dan melepaskan file dari komputer Anda ke File Manager.
  6. Konfigurasi Database: Jika website Anda menggunakan database, Anda perlu membuat database baru di cPanel dan mengkonfigurasi koneksi database di file .env website Laravel Anda.
  7. Uji Website: Setelah semua file diunggah dan database dikonfigurasi, akses website Anda melalui browser web untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik.

Tools dan Layanan untuk Deployment Laravel

Selain cPanel, terdapat beberapa tools dan layanan yang dapat digunakan untuk deployment website Laravel, seperti:

  • Git: Sistem kontrol versi yang membantu Anda melacak perubahan kode dan memudahkan deployment.
  • GitHub: Platform hosting Git yang memungkinkan Anda menyimpan kode secara online dan berkolaborasi dengan tim.
  • Deployment Tools: Tools seperti Laravel Forge, Envoyer, dan DeployHQ membantu Anda mengotomatisasi proses deployment dan mengelola server.
  • Cloud Hosting: Platform seperti AWS, Google Cloud, dan Azure menyediakan infrastruktur cloud yang dapat digunakan untuk deployment website Laravel.

Informasi FAQ

Apa saja software yang dibutuhkan untuk belajar Laravel?

Anda membutuhkan editor kode seperti VS Code, Sublime Text, atau Atom, dan XAMPP atau WAMP untuk menjalankan server web lokal.

Apakah Laravel cocok untuk website e-commerce?

Ya, Laravel cocok untuk berbagai jenis website, termasuk e-commerce. Terdapat banyak package dan framework tambahan yang dapat membantu Anda membangun website e-commerce dengan Laravel.